Jumat, 06 September 2013

Nasionalisme untuk pengangguran ala gue

weits mungkin sebagian dari kalian ada yang bingung, tumben topik yang gue bahas kali ini agak berat, sebenernya gue juga bingung hari ini mau nulis apa, ada hasrat mau nulis tapi idenya mentok, alhasil gue musti nanya followers gue di twitter, karna gue memutuskan tweet pertama yang musti di tanggapi dan ini hasilnya
sebuah ide yang cukup berat menurut gue, karna gue bukan orang yang ngurusin beginian. jadi gue nulis menurut pandangan gue ya, ya kalo salah ya maapin, kan gue pelawak. kalo bener dan sangat masuk diakal, itu keberuntungan gue aja kalo otak gue tiba tiba geser ke arah normal :P

okeh kita mulai, menurut wikipedia kalo nasionalisme itu
"Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris: nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia."

dan pengangguran:
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

nah loh? udah begini bingungkan, mau diapain lagi hahaha :D okeh menurut paham gue yang gue ciptain barusan baru lima menit gue ciptain (gak penting deh nus)
kalo pemerintah mau ngambil untung dengan adanya keberadan pengangguran adalah, jadikan para pengangguran ini sebagai pelayan masyarakat, seperti tentara, polisi, PU, petugas kebersihan. dengan begitukan beres. untuk tentara atau polisi, kan lumayan nambah personil, jadinya gak repot repot buat ngejaga pulau terpencil, masalahnya mau jadi tentara aja kita musti diseleksi segala sih, coba contoh korea tuh, diadain wajib militer, kalo gak salah sih dulu pernah ada ya wajib militer kalo gak salah pas jamannya pak harto eh semi deng kok semi? iya, inget gak selama kita sekolah pramuka jadi ekstrakulikuler wajib? nah itu tuh wajib militer ala pak harto. sangat bermanfaatkan, apa lagi yang serius, tingkat disiplinnya pasti beda deh (jadi malu gue hahaha).

nah masalahnya adalah tingkat gensi jadi tentara itu yang tinggi bo, apa lagi kita yang cita-citanya jadi tentara udah ditakut takutin bakalan matilah ditengah hutan (serius gue pernah ditakut-takutin ini pas masih kecil), tinggal jauh dari keluarga, dll.

masyarakat kita rata-rata kalo mau kerja itu pemilih maunya enak (contohnya ya gue hahaha) maunya resiko rendah, kerja santai, gaji tinggi. itu sangat manusiawi sih tapi ya emang ada perusahaan yang mau bayar yang begituan :D
terlebih sekarang sistemnya kontrak. jadi menurut gue jadi pelayan masyarakat lebih baik, dibayar dari pajak, menjaga kedaulatan meski dipulau terpencil. soal nasionalisme tak diragukan lagi, dan pengangguran sedikit demi sedikit berkurang.

yah dipihak pemerintah juga bisa memberikan kesempatan kepada para pengangguran agar mau masuk ke areal pemerintah sebagai penjaga kedaulatan.

okeh nasionalisme gak musti jadi tentara, gimana dengan mengajar? bisa dijadikan opsi juga kan. bagi yang pendidikannya (maaf) rendah, sampai smp. bisa dijadikan PU. tapi dengan gaji yang layak loh :)

berat gak pembahasan gue kali ini? udah ya otak gue udah panas kebanyakan mikirin teori (nyebur ke kolam ikan) see you bai bai

Tidak ada komentar: